Selamat datang di Anakunmul.Com

Adaptasi Agama Terhadap Sekularisme

15komentar

"
Agama memiliki sembilan nyawa, begitu juga sekularisme." Ungkapan indah penuh makna ini saya dengar dari Goenawan Muhammad, budayawan ternama, dalam sebuah diskusi tentang masa depan sekularisme di Teater Utan Kayu minggu lalu. Ungkapan ini merupakan sebuah bentuk optimisme dan - saya kira juga - kritik terhadap dua teori besar yang berkembang selama ini dalam kajian-kajian sosiologi agama.

"Agama memiliki sembilan nyawa, begitu juga sekularisme." Ungkapan indah penuh makna ini saya dengar dari Goenawan Muhammad, budayawan ternama, dalam sebuah diskusi tentang masa depan sekularisme di Teater Utan Kayu minggu lalu. Ungkapan ini merupakan sebuah bentuk optimisme dan - saya kira juga - kritik terhadap dua teori besar yang berkembang selama ini dalam kajian-kajian sosiologi agama.
Teori pertama menyatakan bahwa dunia kita sedang menuju kepada satu titik di mana agama-agama tradisional tak lagi punya tempat. Masa depan umat manusia adalah masa depan dunia sekular, masa depan sekularisme. Teori ini didukung oleh hampir seluruh sosiolog besar Barat, termasuk Weber, Durkheim, Comte, dan Luckmann.

Teori kedua adalah respon dari teori pertama itu. Teori ini menyatakan bahwa tesis tentang sekularisasi tak lagi bisa dipertahankan. Dunia kita bukannya sedang mengarah kepada satu titik yang sekular, tapi justru pada titik di mana agama-agama menjalani kebangkitannya Teori ini dianut oleh para sosiolog belakangan seperti Peter Berger, Rodney Stark, dan Jose Cassanova.

Lalu, dengan demikian, apakah teori klasik sekularisasi benar-benar telah mati, dan masa depan dunia kita adalah masa depan agama, dan bukan sekularisme? Ungkapan yang dilontarkan Goenawan Muhammad di atas, saya kira, menjawab itu Baik agama maupun sekularisme sulit mati, karena keduanya punya banyak nyawa.

Pertanyaannya, mengapa agama begitu tegar dan mampu bertahan dari serangan sekularisme sejak dua abad belakangan? Jawabannya, saya kira, bukan karena agama memiliki "kekuatan supranatural" atau "kebenaran sejati" sehingga, seperti kerap diklaim kaum agamawan, "kebenaran akan mengalahkan kebatilan."

Jawabannya, menurut saya, karena agama telah begitu pandai memainkan perannya dalam berhadapan dengan dunia modern. Agama mampu beradaptasi dengan produk-produk modernitas, termasuk sekularisme. Maksudnya, ada upaya dan proses terus-menerus dari tokoh maupun penganut agama untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang terus berubah, situasi dan kondisi yang diciptakan oleh dunia kita yang sekular. Tak ada satu pun agama di dunia ini yang mengaku punya ajaran universal tapi bersikap resisten terhadap perubahan. Menolak perubahan, untuk sebuah agama universal, sama artinya menolak karakter universalnya.

Islam misalnya. Ia adalah agama universal yang punya klaim agung sekali: "cocok untuk setiap waktu dan kondisi" ( salih li kulli zaman wa makan ). Klaim inilah yang membuat Islam terus bertahan sampai sekarang. Ia akan selalu melihat perkembangan di dunia luar, mencontohnya, mempelajarinya, lalu menirunya ( mimicry ). Produk-produk peradaban sekular seperti sistem keuangan, industri turisme, dan kapitalisme media, diamati dan dipelajari oleh orang-orang Islam, lalu ditiru dan diberikan identitas keislaman menjadi ekonomi Islam, bimbingan haji plus, dan media Islami. Saya meyakini, masa depan Islam - dan juga agama-agama dunia lainnya - terletak pada sejauh mana ia bisa berinteraksi dan beradaptasi dengan sekularisme dan dunia kita yang semakin sekular.

Oleh : Luthfi Assyaukanie

Sumber: Jaringan Islam Liberal
Share this article :

+ komentar + 15 komentar

27 Maret 2015 pukul 18.29

terimakaish atas infonya min ...

13 April 2015 pukul 23.34

Terimakasih infonya gan , jangan lupa ditunggu info lainnya okay brayy ..

5 Mei 2015 pukul 18.36

ohh jadi gitu ya min , thanks infonya yah ,,. ditunggu info lainnya min ..

5 Juni 2015 pukul 19.25

Infonya menarik mun , anak unmul emang kreatif dah ,,,, ditunggu yang lainnya kak ,,

29 Juli 2015 pukul 21.28

Terimakasih atas informasinya , ditunggu update terbarunya min

2 Desember 2015 pukul 14.17

Good post

2 Desember 2015 pukul 14.19

Nice info

11 Desember 2015 pukul 14.34

Thank's for post

11 Desember 2015 pukul 14.36

Thank's for information

5 Januari 2016 pukul 14.36

Nice post

11 April 2016 pukul 03.30

baru kali ini nih gan aku ngebaca artikel yang sangat bagus,ditgu ya yg artikel selanjutnya..!!

11 April 2016 pukul 03.33

Nice post gan, sangat membantu

23 Oktober 2016 pukul 05.40

tidak bisa disatukan antara agama dengan sekuler

Posting Komentar

blog ini dofollow dan komentar tidak dimoderasi jadi silahkan memberikan komentar dengan baik

 
Support : Pulsa Online | Unmul | Situs Islam
Copyright © 2011. Anak unmul - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger